Pembangunan PLTGU Jawa-1 Capai 97 Persen, Komisi VII Ingatkan ‘Oversupply’ Listrik
Wakil Ketua Komisi VII DPR RI Eddy Soeparno saat memimpin Tim Kunjungan Kerja Spesifik Komisi VII DPR RI meninjau proyek pembangkit PLTGU Jawa-1 di Karawang, Jawa Barat, Kamis (25/3/2021). Foto: Jaka/Man
Wakil Ketua Komisi VII DPR RI Eddy Soeparno mengapresiasi progres pembangunan Proyek Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap (PLTGU) Jawa-1 di Karawang, Jawa Barat, dengan kapasitas 1760 Mega Watt telah mencapai 97 persen dan rencananya akan beroperasi pada akhir tahun 2021. Namun demikian, ia mengingatkan kepada semua pihak agar berhati-hati, banyaknya pembangkit listrik baru yang terbangun, baik milik PT PLN (Persero) maupun swasta, membuat pasokan listrik saat ini oversupply.
“Saat ini kondisi listrik PLN sudah oversupply, khususnya di Pulau Jawa, bahkan mencapai 61 persen lebih tinggi dari daerah-daerah lain dan paling tinggi dalam sejarah. Oleh karena itu, kita berharap commissioning tetap sesuai rencana pada akhir tahun ini, tapi kita memang kemudian harus mengatur lagi bagaimana pengalokasiannya. Jangan sampai over listrik itu justru membebani Pertamina, karena Pertamina sebagai pemberi sumber listriknya,” jelas Eddy saat memimpin Tim Kunjungan Kerja Spesifik Komisi VII DPR RI meninjau proyek pembangkit PLTGU Jawa-1 di Karawang, Jawa Barat, Kamis (25/3/2021).
Politisi F-PAN ini menuturkan, melihat kondisi ini, artinya PLN punya pekerjaan rumah untuk mencari demand baru demi menyerap hasil produksi listrik, salah satunya dengan mendatangkan investor untuk dunia industri. Menurutnya, langkah mendatangkan investor ini memang akan menyerap listrik dengan membangun kapasitas produksi di kawasan industri, namun proses ini tentunya membutuhkan waktu, seperti tahap negosiasi, proses perizinan, perencanaan, eksekusi pembangunan kontruksi hingga pengoperasian.
“Saya kira proses mendatangkan investor ini membutuhkan waktu yang lama. Namun demikian, kita berharap dengan adanya percepatan kebangkitan ekonomi pasca-Covid-19 penyerapan listrik yang ada di Pulau Jawa bisa semakin cepat, sehingga overcapacity bisa tereduksi secara signifikan,” pungkas legislator dapil Jabar III ini.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Utama PT Pertamina Power Indonesia Dannif Danusaputro mengatakan, hingga saat ini progres pembangunan PLTGU Jawa-1 sudah mencapai 97 persen. Dia sangat optimistis dapat memenuhi target commercial operation date pada akhir Desember 2021.
"Pembangunannya terus kita kebut. Apalagi, sampai saat ini kita tidak ada masalah di lapangan. Berjalannya pembangunan ini, karena kerja sama yang baik antara kita, kontraktor, pemkab, serta unsur TNI/Polri. Saat ini, kapal FSRU (floating storage regasification unit) Jawa-1 sudah bersandar di fasilitas mooring yang disediakan pada pertengahan Maret lalu. Kapal ini memiliki arti penting karena menjadi fasilitas pendukung utama yang langsung terintegrasi dengan PLTGU Jawa-1,” jelasnya.
Selain itu, Dannif melanjutkan, bahwa PLTGU Jawa-1 ini memiliki beberapa keunggulan, pertama, penggunaan tekhnologi generasi terbaru single shaft combined cycle gas turbine yang memberikan efisiensi tinggi 60-65 persen. Dan yang paling penting adalah harga jual listrik yang kompetitif, yaitu 5,4 sen/kwh atau Rp780/kwh.
“Untuk ketahanan pasokan listrik, saya sampaikan apabila terjadi blackout di Jawa-Bali, PLTGU ini dilengkapi dengan 12 diesel engine yang masing-masing berkapasitas 2,5 MW jadi total ada 30 MW yang dapat melakukan self quick start up dari kapasitas awal dan juga lokasi PLTGU ini dekat dengan jaringan Jawa-Bali, sehingga dapat mengurangi kerugian adanya hilang listrik. Dan kami menggunakan sumber bahan bakar LNG (Liquefied Natural Gas) yang lebih bersih menghasilkan emisi gas rumah kaca yang lebih rendah,” paparnya. (jk/sf)